Sajadah yang akrab dengar ritual berdoa dan shalat yang biasanya ditampilkan dengan tenunan permadani secara klasik, kini tampil berbeda dengan kain berkonsep perca yang unik. Sedangkan kerudung yang terbuat dari sutra liar dalam warna yang sangat sederhana menambah daya tarik Pameran Sajadah dan Kerudung di Roemah Pelantjong Yogyakarta.
Pameran Sajadah dan Kerudung yang digelar hingga lebaran (30/8) ini merupakan karya pengrajin rumah tangga dari Jakarta yang awalnya bereksperimen dengan sisa kain, lalu berkelanjutan menampilkan motif mozaik dengan warna dan desain kontemporer sajadah.
Sedangkan kerudung dibuat seorang desainer muda Jogja dengan menampilkan desain batik kontemporer dan lebih mono-krome. Sehingga menampilkan sebuah harmonisasi dan integritas yang segar.
Kafi Kurnia, kurator Roemah Pelantjong menjelaskan pameran ini mampu menampilkan sebuah keberanian baru untuk berkreasi terutama karena karya-karya tang ditampilkan mewakili desainer muda dengan interpretasi segar.
Ia menambahkan pameran ini sangat kritis dan strategis walaupun jumlah produk yang dipamerkan sangat terbatas, namun Roemah Pelantjong akan terus menggali berbagai kekayaan budaya dan etnik Indonesia diangkat menjadi sebuah event seni.
Selain memamerkan sajadah dan kerudung, juga menampilkan berbagai sarung dengan warna-warni yang berlawanan dengan desain klasik terdahulu. “Semua yang ada di pameran ini ada unsur Jogja dan pelan, karena memang ikon Roemah Pelantjong ini siput dan kura-kura,” jelas Riri Novita, General Marketing Roemah Pelantjong, Jumat (12/8).
Riri menyebutkan pameran ini juga dibuat oleh beberapa UKM dan pengrajin yang ada dalam Roemah Pelantjoeng. “Kami berusaha menampilkan sebuah kesegraan yang baru dengan gaya inovatif, dan menjadikan lebaran lebih marak dan mempunyai arti yang lebih dalam,” tambahnya.
Sebelumnya, pembukaan pameran ini menggelar fashion show yang menampilkan batik dan kerudung. (Jogjanews.com/Anam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar