Selasa, November 29, 2011

Liputan6.tv :: Dengan Bambu Melestarikan Orangutan ::

Foto: Antara
 Liputan6.tv :: Dengan Bambu Melestarikan Orangutan ::

Andi Ramdani sedang mengerjakan pembuatan orangutan raksasa setinggi lima meter di Roemah Pelantjong, Jl. Magelang, Yogyakarta, Sabtu (26/11).

Pembuatan orang utan dengan bahan bambu setinggi lima meter tersebut sebagai bentuk sikap untuk menolak pembantaian orangutan di Kalimantan.

Pembantaian Orangutan Kaltim Seniman Bikin Patung Kingkong

Foto: Antara/Noveradika
Pembunuhan terhadap monyet dan orangutan (Pongo pygmaeus morio) di Kalimantan Timur memunculkan reaksi beragam para aktivis pencinta hewan di berbagai wilayah di Indonesia. Tak terkecuali di Yogya, bedanya reaksi keprihatinan muncul dari sejumlah seniman Rumah Pelancong di kawasan Mlati, Sleman.

Minggu, November 27, 2011

Dengan Bambu Melestarikan Orangutan

Foto: Wiwik Susilo/SCTV
Liputan6.com, Sleman: Bila di Kalimantan sejumlah orangutan mati karena dibantai, di Sleman, Yogyakarta, justru ada orangutan bambu. Satu setengah bulan terakhir, sembilan seniman di di Rumah Pelancong di kawasan Mlati, Sleman, sibuk merangkai potongan bambu menjadi karya seni instalasi orangutan raksasa.

Pembantaian orangutan di Kalimantan menginspirasi mereka untuk membuat kreasi ini guna mengingatkan masyarakat akan pentingnya pelestarian orangutan sebagai satwa langka. Menggunakan 150 batang bambu, mereka membuat orangutan dan monster Godzilla raksasa dengan tinggi enam meter.

Rencananya, karya seni berbentuk orangutan Godzilla ini akan dipamerkan dalam sebuah pameran seni di Jakarta.(ADO)

Senin, November 21, 2011

Kartika pun Menyoal Keperjakaan

PADA awal Agustus 2002 lalu, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Latihan Bisnis dan Humaniora (LSC&K Pusbih), IipWijayanto, membeberkan kepada wartawan di DPRD DIY, bahwa 97,05 persen mahasiswi dari 1.660 responden di Yogyakarta tak lagi perawan. Dengan kata lain, persentase tersebut menunjukkan, mayoritas mahasiswi di Yogyakarta pernah melakukan inter-course seks pranikah selama kuliah.

Nyaris ingin menggambarkan kisah serupa, Kartika Catur Pelita, justru mengungkap sebaliknya. Novelis asal Jepara ini meluncurkan novel perdananya berjudul Perjaka. "Novel perdana ini saya tulis berdasarkan fenomena tentang arti keperjakaan. Sebab, yang sering digunjingkan itu berkenaan dengan keperawanan dan belum ada yang menguak mengenai keperjakaan," demikian ia menerangkan novel setebal sekitar 200 halaman dan diterbitkan oleh Andalan Krida Nusantara ini.

Tema keperjakaan berdekatan dengan seluk-beluk kehidupan remaja masa kini yang lazim terjerat kasus seks bebas. Demikian halnya dengan keperawanan, keperjakaan juga perlu dipertanyakan.

"Novel ini adalah ide yang telah mengendap sejak lama. Nyaris diterbitkan pada 2009 namun gagal, akhirnya melalui beberapa lobi, novel ini hadir juga di khalayak," tuturnya lega.

Jumat  (18/11) malam di Roemah Pelantjong, Perjaka diluncurkan. Dihadirii Kafi Kurnia, Aliya Swastika, dr. Budi Pratiti, dan Sholahuddin Noorazmy. "Novel yang paling kocak dan paling lucu pada abad ini," ucap Kafi Kurnia.

Sepertinya, penulis ingin mengungkap fenomena kehidupan seks kaum remaja lewat buku ini, namun kemasannya sengaja dibuat jenaka, sehingga sedikit mengurangi tensi sebagian masyarakat yang sensitif terhadap masalah seks dan kebebasannya.

Tentu, tampak dari niat yang gigih, penulis ingin menjadikan buku ini sebagai tuntunan positif melalui konflik dan dialog yang disuguhkan.

Bagaimanapun, berbicara mengenai keperjakaan memang terasa awam di telinga mayoritas masyarakat. Sebaliknya, keperawanan menjadi cibiran klasik yang terkadang membuat sekat labirin antara perilaku remaja pria dan wanita.

Perjaka seolah berusaha mengikis ketidakadilan posisi keperawanan dan keperjakaan dalam dunia nyata lewat banyolan Kartika Catur Pelita. (Sigit Widya)

Senin, November 07, 2011

Seminar Strategi Pemasaran Pariwisata Bersama Kafi Kurnia

ROEMAH PELANTJONG mempersembahkan,
sebuah seminar penting yang strategis untuk 2012,

DJOGDJAKARTA SLOWLY ASIA

Sebuah Strategi Pemasaran Pariwisata, ala KAFI KURNIA -
khusus di rancang untuk DJOGDJAKARTA,

Jumat 18 November 2011,
mulai jam 14.30 hingga jam 18.00
di Roemah Pelantjong
Jalan Raya Magelang km 8 - no 89

Penting dihadiri semua praktisi pariwisata di Djogdjakarta

Tempat sangat terbatas !
Biaya : Rp. 50.000.- ( gratis 1 kaos + snack )

Pendaftaran :
Riry: + 62 815 751 170 599
Umami : + 62 858 421 70551